Jumat, 19 Mei 2017

Mengenal Penyakit Penebalan Dinding Rahim

Mengenal Penyakit Penebalan Dinding Rahim, Berikut Kami Informasi Tentang Penyakit Penebalan Dinding Rahim Yang Perlu Anda Ketahui!
Penebalan dinding rahim, istilah medis sering disebut dengan hiperplasia endometrium. Penebalan dinding rahim dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal, dimana terjadi peningkatan hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh hormon progesteron. Penebalan dinding rahim sering menyebabkan rasa sakit atau perdarahan melalui vagina yang memanjang. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya anemia(kurang darah). Hiperplasia endometrium bukanlah kanker, namun dalam beberapa kasus dapat berkembang menjadi kanker.
Baca Juga: Obat Penebalan Dinding Rahim
Hiperplasia endometrium terbagi menjadi 3 tipe yaitu: Simplek, Kistik, Atipik. Penderita hiperplasia endometrium Simplek dan Atipik masih dapat hamil. Penanganannya individual tergantung pada keparahan ketebalan endometrium apakah dengan tindakan kuretase, pemberian obat hormon atau jika terdeteksi adanya kemungkinan kanker maka biasanya dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi).
Salah satu pengobatan adalah dengan mengangkat jaringan endometrium dengan cara mengerok dinding dalam rahin atau endometrium , hal ini sering dikenal dengan istilah kuretase. pada tindakan ini dilakukan pembedahan berupa pembersihan di dalam dinding rahim, sedangkan bagian yang dikuret yaitu lapisan dalam dinding rahim yang menebal atau dikenal dengan endometrium.
Pasca kuret seringkali berdampak pada kesehatan wanita, meskipun dampaknya berbeda-beda. Walaupun tidak semua yang telah dilakukan kuretase pada dinding rahimnya ini mengalami dampak yang negatif. Pada beberapa wanita sering kali mengalami gangguan siklus datang bulan. Pada prinsipnya setelah tindakan kuret, normalnya tubuh akan mengalami produksi hormon esterogen dan juga progesteron yang dapat membuat wanita mengalami siklus datang bula seperti biasanya. Meskipun demikian kesuburan akan mengalami pemulihan minimal sekitar dua minggu setelah dikuret. Adapula yang tidak mengalami datang bulan pasca terjadinya kuret. Siklus datang bulan setelah kuret dapat terjadi perubahan menjadi tidak teratur bahkan tidak sama sekali mengalami datang bulan. Pada beberapa kondisi pasien terkadang dokter akan memberikan hormon (setelah dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu) untuk memicu terjadinya datang bulan pasca kuret atau melakukan serangkaian test yang berhubungan dengan pemeriksaan hormon untuk mengetahui hubungan hormon dengan kesuburan pada pasien tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar