Rabu, 29 Maret 2017

Ramuan Biji Pepaya Untuk Penyakit Tipes

Biji Pepaya Bisa Atasi Penyakit Tipes Berat, Jika Sedang Mengalami Tipes Berat Manfaatkanlah Biji Pepaya Untuk Mengatasinya!

Biji pepaya, menurut sebuah penelitian, bukan hanya kaya akan Vitamin C tapi juga kandungan seperti nutrisi dan vitamin lainnya. Bahkan yang mengejutkan adalah biji pepayamengandung zat ampuh yang berguna untuk menyembuhkan penyakit kanker dan juga tifus.
Untuk mendapatkan manfaat dari buah pepaya tentu saja secara rutin mengkonsumsinya diperlukan. Jangan Anda berharap mengkonsumsi biji pepaya sekali dua kali lalu penyakit seperti kanker bisa dicegah.
Sebuah sumber yaitu Boldsky.Com mengatakan bahwa manfaat buah pepaya yang paling utama adalah untuk mengatasi gangguan liver. Selain itu, mengatasi cacing yang hidup di dalam usus manusia juga bisa dilakukan oleh biji pepaya.
Namun satu hal yang perlu Anda ketahui bahwa menggunakan biji pepaya sebaiknya diolah karena rasanya sendiri adalah pahit bila dimakan mentah-mentah. Melembutkan biji pepaya yang kemudian dijadikan salad adalah salah satu cara mengolah biji pepaya.
Berikut ini akan dipaparkan berbagai manfaat biji pepaya untuk kesehatan Anda.
Biji pepaya mengandung Papain yang merupakan sebuah enzim. Kegunaan dari enzim itu adalah untuk kesehatan pencernaan.
Dengan mengkonsumsi biji pepaya secara rutin, Anda yang mengalami cacingan akan bisa sembuh. Cacing tidak tahan hidup dengan kandungan yang ada di buah pepaya. Karena itu, layak sekali biji buah ini Anda konsumsi secara rutin.
Beberapa jenis kanker bisa dicegah dengan biji pepaya sehingga secara rutin memakannya akan membantu Anda mencegah penyakit berbahaya ini.
Beberapa bakteri berbahaya bisa dihilangkan dengan mengkonsumsi biji pepaya secara rutin. Sebut saja E-Coli, Staph dan Salmonella merupakan bakteri berbahaya yang bisa diatasi dengan menggunakan biji pepaya.
Penyakit tifus atau penyakit yang disebabkan oleh virus berbahaya bisa diatasi dengan rutin menggunakan biji dari buah pepaya.

Sumber: Obat Gejala Tipes Herbal

Apa saja ciri dan gejala tipes?

Apa saja ciri dan gejala tipes?

Saat gejala tipes mulai muncul, Anda akan merasakan:
  • Demam setinggi 40°C
  • Sakit kepala
  • Nyeri dan sakit pada otot
  • Kehilangan nafsu makan
  • Diare atau sembelit
  • Sakit perut
  • Lemah dan lesu

Bagaimana cara diagnosis tipes?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dokter tidak sembarangan dalam mendiagnosis seseorang terkena tipes. Saat seseorang dinyatakan tipes, artinya ditemukan bakteri S typhi dalam aliran darah. Karena itu, Anda mungkin lebih sering mendengar istilah gejala tipes karena yang terlihat baru gejalanya saja. Untuk membuktikan Anda tipes atau tidak, tentu perlu pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menganalisis sampel darah, feses, atau urine. Salah satu sampel tersebut kemudian akan dilihat di bawah mikroskop, apakah terdapat bakteri S typhi atau tidak.

Apa bedanya tipes dengan gejala tipes?

Apa itu tipes?

Demam tifoid atau biasa Anda kenal sebagai tipes merupakan penyakit yang bisa menyebar melalui makanan, air, atau ditularkan dari orang yang terinfeksi (melalui fesesnya). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang bisa menempel di makanan atau minuman Anda. Jika Anda sering jajan sembarangan dan daya tahan tubuh Anda sedang menurun, bisa saja Anda mengalami tipes.

Apa bedanya tipes dengan gejala tipes?

Pada dasarnya, tipes dan gejala tipes merujuk pada penyakit yang sama. Sama-sama disebabkan oleh bakteri S typhi. Namun, saat Anda memeriksakan penyakit Anda ke dokter, lebih sering mungkin dokter akan menyebutnya sebagai gejala tipes. Hal ini karena memang yang Anda rasakan merupakan gejala-gejala dari tipes. Untuk mengatakan bahwa Anda sedang sakit tipes, dokter perlu mendiagnosis Anda lebih lanjut dengan cara melakukan tes pada darah, feses, urine, atau sampel sumsum tulang Anda. Anda biasanya akan mengalami gejala tipes setelah 1-2 minggu sejak bakteri masuk. Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Setelah bakteri masuk melalui mulut, kemudian bakteri menghabiskan waktu selama 1-3 minggu di dalam usus Anda. Selanjutnya, bakteri ini akan masuk ke dalam aliran darah dengan menembus dinding usus. Dari aliran darah, maka bakteri ini dapat menyebar ke dalam jaringan dan organ dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh Anda mungkin hanya bisa melawan bakteri tersebut dengan sedikit perlawanan karena bakteri hidup di dalam sel tubuh Anda.